Mantri Kopi (Mbah Wareng)





Menurut cerita dari ayah dan kakekku, warengku adalah seorang mantri kopi di Kawedanan Tengaran, Kabupaten Semarang. Beliau wafat pada tahun 1885. Dengan demikian beliau menjabat posisi mantri ketika Kabupaten Semarang (waktu itu Kabupaten Semarang dan Kota Semarang masih menjadi satu) dipimpin oleh Putro Surohadimenggolo (1841-1855), Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860), RTP Suryokusurno (1860-1887) hingga masa RTP Reksodirjo (1887-1891).
Jabatan mantri merupakan sebuah jabatan yang istimewa. Jabatan mantri ditentukan dan diangkat oleh Bupati. Keterlibatan para mantri dalam penghitungan-penghitungan jumlah penyerahan dari desa-desa adalah demi terjaminnya prosentase atau culture-procent yang harus diberikan gubernemen kepada Bupati sebagai elit berpengaruh. Karena pentingnya posisi seorang mantri, maka sebagai mantri kopi setidaknya beliau adalah seorang yang berpendidikan, artinya pernah sekolah dan bisa baca-tulis. Sebuah keterampilan yang sangat langka pada saat itu.
Jabatan mantri pada masa itu, masuk ke dalam hirarki pangreh praja. Hirarki pangreh praja umumnya adalah susunan pejabat yang terdiri dari bupati, patih, wedana, asisten wedana. Di samping itu ada pula pejabat mantri, seperti mantri tanah, mantri kopi, mantri tebu, mantri pengairan, dll. Pangreh praja adalah korps pegawai pemerintah sipil pribumi. Mereka adalah golongan kelas menengah waktu itu. Posisi mereka sangat dekat dengan Belanda. Selain memonopoli hubungan dengan kolonial, mereka adalah wakil golongan pribumi dalam urusan dengan Belanda..
       Kerika aku browsing di internet, ternyata aku mendapati bahwa Drs. Mohammad Yamin juga putra seorang Mantri Kopi di daerah Sawahlunto, Sumatra Barat, yakni Usman Baginda Khatib. Beliau dilahirkan pada 23 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat. Beliau adalah salah satu pelopor dari Sumpah Pemuda 1928. Beliau juga menjadi anggota BPUPKI dan menjadi salah satu perumus Pancasila. Pada masa kemerdekaan, Yamin pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman; Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan; dan Menteri Urusan Sosial dan Budaya. Aku berharap agar aku bisa seperti Drs Mohammad Yamin yang multi-talenta.

Komentar

DPO